Peran Gereja Dalam Krisis Ekologi Di Era Digital
Bongkar Mitos Digital: Resensi Mendalam Buku”Peran Gereja dalam Krisis Ekologi di Era Digital”
Identitas Buku
• Judul: Peran Gereja Dalam Krisis Ekologi Di Era Digital
• Penulis: Dr. Dharma Leksana, M.Th., M.Si.
• Penerbit: PT. DHARMA LEKSANA MEDIA GROUP
• Kota Terbit: Jakarta
• Tahun Terbit: 2025
• ISBN: (Sedang diajukan)
Ringkasan Tesis dan Relevansi
Buku “Peran Gereja Dalam Krisis Ekologi Di Era Digital” lahir dari sebuah tesis kritis: bahwa digitalisasi global, alih-alih menjadi solusi ekologis yang netral, justru merupakan transformasi struktural yang memperdalam krisis ekologi kontemporer. Penulis, Dr. Dharma Leksana, secara sistematis membongkar mitos dunia digital yang “ringan, bersih, dan tak berjejak” (myth of immateriality), dan menggantinya dengan realitas material yang padat energi, ekstraktif, dan penuh ketidakadilan.
Buku ini menawarkan sebuah sintesis interdisipliner yang langka, menggabungkan secara apik kajian Ekologi Politik Digital, Ekonomi Platform, Etika Teknologi, dan Teologi Kristen. Tujuannya tidak hanya mendeskripsikan masalah, tetapi juga merumuskan kerangka etis dan profetis bagi Gereja dan komunitas iman dalam menghadapi peradaban algoritmik.
Struktur Argumentasi yang Mendalam
Kekuatan utama buku ini terletak pada analisisnya yang berlapis dan terstruktur, dibagi menjadi enam bagian utama:
- Menyingkap Jejak Material Tersembunyi
Buku ini memulai dengan analisis empiris tentang Jejak Karbon Digital. Dijelaskan bahwa setiap aktivitas digital—dari streaming video, penyimpanan cloud, hingga penggunaan Kecerdasan Buatan (AI)—bergantung pada infrastruktur fisik yang masif, yaitu Pusat Data (Data Centers) dan jaringan transmisi yang haus energi dan air. Penulis secara meyakinkan menunjukkan bahwa AI, alih-alih selalu efisien, justru menjadi mesin intensifikasi emisi yang membutuhkan daya komputasi sangat tinggi. - Kritik Struktural: Kapitalisme Platform dan Ekstraktivisme
Argumentasi bergerak dari persoalan material ke struktural-ekonomi. Penulis mengupas tuntas Kapitalisme Platform sebagai rezim ekonomi baru yang beroperasi dengan logika Ekstraktivisme Digital. Sumber daya yang diekstrak bukan hanya mineral kritis untuk perangkat, tetapi juga data, energi, dan tenaga kerja tak terlihat.
Paling tajam, buku ini menyoroti fenomena Kolonialisme Data. Biaya ekologis digitalisasi (seperti limbah elektronik/e-waste) dan ketidakadilan global sering kali dialihkan secara tidak proporsional kepada negara-negara di Global South, sementara keuntungan dan kekuasaan terkonsentrasi di tangan segelintir korporasi teknologi di Global North.
- Krisis Ekologi sebagai Krisis Relasional dan Spiritual
Tesis terdalam buku ini adalah bahwa krisis ekologi digital pada intinya adalah Krisis Relasional. Digitalisasi membentuk hasrat manusia (Algoritma sebagai Mesin Hasrat) , mendorong Konsumerisme Digital tanpa batas, dan mereduksi alam menjadi objek yang dapat diekstraksi dan dikalkulasi secara algoritmik.
Refleksi teologis menjadi horizon kritis. Penulis menegaskan bahwa kerusakan ciptaan berakar pada kegagalan manusia menjaga relasi yang benar dengan Allah, sesama, dan alam.
- Jalan Keluar Normatif: Etika dan Panggilan Profetis Gereja
Bagian penutup menyajikan solusi normatif. Penulis menawarkan Etika Ekologis Digital yang bertumpu pada Penatalayanan Digital—perluasan konsep penatalayanan agar mencakup data, infrastruktur, dan sistem teknologi.
Kuncinya adalah Askese Digital (Disiplin Hasrat), yaitu spiritualitas pembatasan diri, moderasi, dan penggunaan teknologi yang bijaksana untuk melawan logika akumulasi dan kecepatan tanpa batas yang didorong oleh algoritma. Gereja dipanggil untuk menjadi agen moral dan kultural yang menghadirkan Praksis Digital yang Adil dan Berkelanjutan, serta menyuarakan Panggilan Profetis untuk mengkritik struktur teknologi yang merusak ciptaan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Buku “Peran Gereja Dalam Krisis Ekologi Di Era Digital” adalah bacaan wajib bagi siapa pun yang serius dengan masa depan planet di tengah gejolak digitalisasi. Dengan argumen yang empiris, sistematis, dan logis, buku ini berhasil menjembatani gap antara Teologi dan Isu Lingkungan-Teknologi. Ini adalah karya yang menantang para akademisi, pemimpin gereja, aktivis lingkungan, hingga pembuat kebijakan untuk beralih dari solusi teknis yang dangkal menuju pertobatan struktural dan perubahan orientasi hasrat kolektif.
Kata Kunci (SEO Keywords)
Peran Gereja dalam Krisis Ekologi Digital,
Teologi Ekologis dan Digitalisasi,
Jejak Karbon Digital dan E-Waste,
Kapitalisme Platform, Kolonialisme Data,
Etika Digital Kristen dan Askese,
Buku Dr. Dharma Leksana,
Hashtag
