
Marturia.digital – Slawi, 30 Maret 2025 – Semangat toleransi dan moderasi beragama kembali diwujudkan dalam aksi nyata. Sehari setelah umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi, perwakilan dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Slawi mengunjungi Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Tegal, Ida Bagus Nyoman Laksana, S.H.
Kunjungan ini diwakili oleh Pendeta Sugeng Prihadi, Noviana Budiyanti, Petrus Mudiono, dan Hasta Handayani. Kehadiran mereka bertujuan untuk mempererat hubungan antarumat beragama serta menegaskan pentingnya saling menghormati dalam keberagaman.
“Kedatangan kami mewakili Jemaat dan Majelis GKJ Slawi untuk mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi,” ujar Pendeta Sugeng Prihadi dalam pertemuan tersebut.
Ida Bagus Nyoman Laksana menyambut hangat kedatangan rombongan GKJ Slawi di tengah kesibukannya mempersiapkan tugas pengamanan Hari Raya Idul Fitri di Posko Trasa Slawi. Ia pun mengapresiasi silaturahmi ini sebagai wujud nyata dari kerukunan antarumat beragama.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kedatangan dan ucapan selamat yang telah disampaikan. Semoga kunjungan ini semakin mempererat toleransi dan kebersamaan di antara kita,” ujarnya.
Kunjungan ini menjadi momentum penting untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam terhadap ajaran agama yang berbeda. Selain itu, juga memperkuat hubungan sosial yang harmonis di tengah keberagaman masyarakat Kabupaten Tegal.
Hari Raya Nyepi sendiri merupakan momen sakral bagi umat Hindu yang diperingati dengan ritual introspeksi diri dan penyucian lahir batin. Selama perayaan ini, umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian yang meliputi amati geni (tidak menyalakan api atau cahaya), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).

“Pada Sabtu, 29 Maret 2025, umat Hindu telah berkumpul di Pura untuk menjalankan puasa Nyepi selama 24 jam hingga Minggu pagi pukul 06.00. Umat berbuka puasa pada pukul 06.99 WIB” pungkas Ida Bagus.
Kunjungan GKJ Slawi ke Ketua PHDI Kabupaten Tegal ini menjadi simbol nyata bahwa di tengah perbedaan keyakinan, sikap saling menghormati dan mendukung satu sama lain adalah langkah penting dalam menjaga keharmonisan bangsa. Dengan semakin banyaknya inisiatif seperti ini, diharapkan toleransi dan moderasi beragama dapat terus berkembang, menciptakan masyarakat yang rukun dan damai (sugeng ph/Red)