
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI)
Marturia.digital – Jakarta, Indonesia, sebagai negara dengan keragaman agama dan kepercayaan yang kaya, menghadapi tantangan serius akibat rendahnya tingkat literasi beragama di kalangan masyarakat. Literasi beragama, yang mencakup pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama, sejarah, dan konteks sosialnya, merupakan landasan penting bagi terciptanya toleransi, kerukunan, dan pemahaman yang lebih baik antarumat beragama.
Dampak Negatif Rendahnya Literasi Beragama
- Intoleransi dan Diskriminasi: Rendahnya pemahaman tentang agama lain dapat memicu prasangka, stereotip, dan bahkan tindakan diskriminasi terhadap kelompok agama minoritas. Hal ini dapat merusak harmoni sosial dan mengancam persatuan bangsa.
- Radikalisme dan Ekstremisme: Kelompok-kelompok ekstremis sering kali memanfaatkan ketidaktahuan dan pemahaman yang dangkal tentang agama untuk menyebarkan ideologi radikal mereka. Literasi beragama yang rendah membuat masyarakat lebih rentan terhadap propaganda semacam ini.
- Konflik Sosial: Ketegangan dan konflik antarumat beragama dapat dengan mudah dipicu oleh kesalahpahaman atau informasi yang salah tentang agama. Tanpa literasi beragama yang memadai, sulit untuk membangun dialog yang konstruktif dan mencari solusi damai.
- Misinterpretasi Ajaran Agama: Literasi beragama yang rendah dapat menyebabkan misinterpretasi atau penafsiran yang salah terhadap ajaran agama. Hal ini dapat berujung pada praktik-praktik keagamaan yang tidak sesuai atau bahkan menyesatkan.
Di era digital yang serba cepat dan terhubung ini, moderasi beragama dan literasi digital memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya saling memengaruhi dan membutuhkan satu sama lain untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat dan harmonis.
Moderasi Beragama sebagai Filter di Era Digital
Moderasi beragama, yang menekankan pada keseimbangan, toleransi, dan penghormatan terhadap perbedaan, berperan sebagai filter penting dalam menghadapi arus informasi yang tak terbatas di internet. Dengan berpegang pada nilai-nilai moderasi, umat beragama dapat lebih bijak dalam memilih dan memilah informasi, serta menghindari konten-konten negatif seperti ujaran kebencian, hoaks, atau propaganda yang dapat memecah belah masyarakat.
Literasi Digital sebagai Jembatan Moderasi Beragama
Literasi digital, yaitu kemampuan untuk menggunakan teknologi digital secara efektif dan bertanggung jawab, menjadi jembatan penting untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di dunia maya. Melalui literasi digital, umat beragama dapat memanfaatkan platform media sosial, website, atau forum online untuk berbagi pengetahuan agama yang benar, meluruskan misinformasi, serta mempromosikan dialog dan toleransi antarumat beragama.
Tantangan dan Peluang
Tentu saja, ada tantangan yang perlu dihadapi. Internet juga dapat digunakan oleh kelompok-kelompok ekstremis untuk menyebarkan ideologi mereka. Oleh karena itu, penting bagi umat beragama untuk meningkatkan literasi digital mereka agar tidak mudah terpengaruh oleh konten-konten negatif.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar bagi moderasi beragama untuk berkembang di era digital. Internet dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk menyebarkan pesan-pesan damai, toleransi, dan kerjasama antarumat beragama. Dengan memanfaatkan teknologi digital secara bijak, moderasi beragama dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan memberikan kontribusi positif bagi terciptanya masyarakat yang harmonis dan inklusif.
Moderasi beragama dan literasi digital adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan di era internet. Keduanya memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat dan harmonis. Dengan memperkuat keduanya, kita dapat membangun masyarakat yang lebih toleran, inklusif, dan damai, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Beberapa Upaya Peningkatan Literasi Beragama
- Pendidikan Agama yang Inklusif: Kurikulum pendidikan agama harus dirancang untuk mempromosikan pemahaman yang komprehensif tentang agama-agama yang ada di Indonesia, termasuk nilai-nilai universal seperti perdamaian, toleransi, dan keadilan.
- Peran Media dan Masyarakat: Media massa memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi yang akurat dan berimbang tentang agama. Masyarakat juga perlu dilibatkan dalam upaya meningkatkan literasi beragama melalui diskusi, seminar, atau kegiatan keagamaan yang terbuka.
- Pengembangan Sumber Daya: Perlu adanya peningkatan kualitas guru agama, penyediaan buku-buku dan materi pembelajaran yang relevan, serta pengembangan platform digital yang menyediakan informasi tentang agama yang kredibel dan mudah diakses.
- Dialog Antarumat Beragama: Mendorong dialog dan kerja sama antarumat beragama dapat membantu mengurangi prasangka dan meningkatkan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan agama.
(Dh.L/ Red.***)