
Mater Kotbah
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si.
✦ KHOTBAH: Melayani Tanpa Topeng
📖 Ayat Utama: Matius 23:27–28
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.”
https://www.youtube.com/watch?v=5Rbm5L1vMt0

I. Pendahuluan: Pelayanan dan Realita Hati
Kadang kita tersenyum di altar, menyanyi dengan penuh semangat, memimpin ibadah dengan percaya diri. Namun di balik senyum itu, ada hati yang letih, kering, bahkan bersembunyi di balik topeng gengsi.
Puisi “Melayani Tanpa Topeng” menggambarkan kondisi banyak pelayan masa kini: tampak luar begitu aktif dan hebat, tapi batinnya penuh luka, tekanan, bahkan kemunafikan yang tak disadari.
II. Bahaya Pelayanan yang Berbasis Citra
Pelayanan bisa berubah dari tempat pengabdian menjadi panggung pencitraan, ketika:
- Gengsi lebih besar daripada kerendahan hati.
- Motivasi haus hormat menggeser motivasi mengasihi.
- Kita rela berutang, berdusta, atau berpura-pura kuat, hanya demi terlihat “layak”.
Yesus menegur keras gaya hidup pelayanan seperti ini. Dalam Matius 6:1, Yesus berkata:
“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka…”
Melayani untuk dilihat orang adalah jebakan rohani yang tak menghasilkan buah kekal.
III. Tuhan Melihat Hati, Bukan Penampilan
Tuhan tidak terkesan dengan penampilan luar. Ia menilai integritas hati.
📖 1 Samuel 16:7:
“…manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”
Apa gunanya memakai pakaian terbaik, suara merdu, atau mimbar besar—jika hati kita jauh dari Tuhan?
Lebih baik melayani dengan air mata kejujuran daripada dengan senyum kepura-puraan.
Lebih baik sederhana tapi tulus, daripada hebat tapi palsu.
IV. Melayani Tanpa Topeng: Panggilan untuk Jujur di Hadapan Tuhan
Yesus mengundang kita untuk menanggalkan topeng, karena:
- Ia tahu isi hati kita yang paling dalam (Ibrani 4:13).
- Ia tidak menolak hati yang hancur dan remuk (Mazmur 51:17).
- Ia ingin membentuk kita, bukan memamerkan kita.
Melayani tanpa topeng berarti:
- Jujur saat kita lelah.
- Tidak berpura-pura rohani.
- Mengakui kelemahan kepada Tuhan.
- Melayani bukan dari gengsi, tapi dari kasih.
V. Aplikasi Praktis
- Periksa motivasi pelayananmu: apakah untuk kemuliaan Tuhan atau pujian manusia?
- Bersihkan hati di hadapan Tuhan terlebih dahulu, sebelum tampil di hadapan jemaat.
- Lepaskan tekanan hidup dari “harus terlihat hebat”. Pelayanan bukan perlombaan penampilan.
- Berani melayani dari hati yang rapuh namun jujur, sebab di sanalah kuasa Kristus bekerja (2 Korintus 12:9).

VI. Penutup: Tuhan Mencari Hati yang Setia, Bukan Sempurna
📖 2 Tawarikh 16:9a
“Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia…”
Tuhan tidak menuntut kita sempurna. Ia mencari hati yang bersungguh-sungguh, tanpa topeng, tanpa pura-pura.
Mari melayani bukan karena kita hebat, tapi karena kita bersandar kepada kasih karunia-Nya. Sebab kekuatan pelayanan sejati lahir dari ketulusan, bukan kemunafikan.
✧ DOA PENUTUP:
“Ya Tuhan, ajar kami untuk melayani tanpa topeng. Bukan untuk dilihat orang, tapi untuk menyenangkan hati-Mu. Pulihkan hati kami yang letih, dan bentuk kembali motivasi kami agar murni di hadapan-Mu. Pakai hidup kami apa adanya, dalam kasih dan kejujuran. Amin.”