
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si.
Marturia.digital – Jakarta, Era digital bukan lagi sekadar tren, melainkan realitas yang telah merasuki setiap aspek kehidupan manusia. Mulai dari cara berkomunikasi, belajar, berbelanja, hingga bagaimana kita mencari dan menghayati nilai-nilai spiritualitas. Jika kita merenungkan pertanyaan “Bagaimana Tuhan Yesus akan bermedia sosial?” seperti yang diulas dalam artikel sebelumnya (lihat tautan : https://teologi.digital/2025/03/27/jika-yesus-punya-akun-medsos-bagaimana-yesus-bermedia-sosial-merenungkan-kristologi-di-era-digital/ ), kita akan semakin menyadari betapa mendesaknya bagi gereja untuk memahami dan memanfaatkan teknologi dalam melaksanakan misinya.
Urgensi Teologi Digital: Mengapa Sekarang atau Tidak Sama Sekali?
- Pergeseran Pusat Interaksi: Dahulu, interaksi sosial dan pembentukan komunitas sebagian besar terjadi secara fisik. Kini, ruang digital telah menjadi arena utama bagi banyak orang untuk berinteraksi, mencari informasi, dan membangun relasi. Jika gereja tidak hadir dan relevan di ruang ini, ia berisiko kehilangan kontak dengan generasi masa kini dan masa depan.
- Peluang Jangkauan yang Tak Terbatas: Teknologi digital menghilangkan batasan geografis. Gereja memiliki kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menjangkau orang-orang di seluruh dunia dengan pesan Injil, pelayanan pastoral, dan komunitas iman.
- Perubahan Cara Orang Mencari Kebenaran: Banyak orang, terutama generasi muda, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan eksistensial dan spiritual secara online. Jika gereja tidak menyediakan konten yang relevan dan otentik di platform digital, mereka akan mencari di tempat lain yang mungkin tidak sejalan dengan nilai-nilai Kristiani.
- Tantangan Etis dan Nilai: Ruang digital juga diwarnai dengan berbagai tantangan etis, disinformasi, dan nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran Kristus. Gereja memiliki panggilan untuk hadir sebagai suara kebenaran dan memberikan panduan moral dalam konteks ini.
- Pembentukan Komunitas Digital: Seperti Yesus membangun komunitas di sekitar-Nya, gereja memiliki kesempatan untuk membentuk komunitas online yang sehat dan suportif, tempat orang-orang dapat bersekutu, saling menguatkan, dan bertumbuh dalam iman.
Bagaimana Seharusnya Sikap Para Pemimpin Gereja Menanggapi Urgensi Ini?
Para pemimpin gereja memiliki peran kunci dalam membawa gereja memasuki era digital secara bijak dan efektif. Berikut beberapa sikap yang perlu dikembangkan:
- Mindset Terbuka dan Adaptif: Pemimpin perlu menyadari bahwa teknologi bukanlah ancaman, melainkan alat yang dapat digunakan untuk kebaikan. Sikap terbuka terhadap inovasi dan kesediaan untuk belajar adalah kunci. Jangan terpaku pada cara-cara tradisional semata, tetapi eksplorasi peluang yang ditawarkan teknologi.
- Prioritaskan Teologi Digital: Integrasikan pemahaman teologi digital dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan gereja. Ini bukan hanya tentang memiliki akun media sosial, tetapi tentang bagaimana prinsip-prinsip Kristiani diwujudkan dalam interaksi dan konten digital.
- Pelajari Budaya Digital: Pemimpin perlu memahami bagaimana audiens digital berpikir, berkomunikasi, dan berinteraksi. Ini termasuk memahami berbagai platform media sosial, tren konten, dan etika berkomunikasi di dunia maya.
- Berinvestasi dalam Sumber Daya: Mengembangkan pelayanan digital yang efektif membutuhkan investasi dalam sumber daya manusia (misalnya, staf atau sukarelawan dengan keahlian digital), peralatan, dan platform yang sesuai.
- Fokus pada Relasi yang Otentik: Meskipun teknologi memfasilitasi interaksi virtual, penting untuk tidak melupakan pentingnya relasi yang otentik. Pemimpin perlu mendorong interaksi yang bermakna dan membangun komunitas yang solid, baik online maupun offline.
- Kolaborasi dan Belajar Bersama: Tidak ada gereja yang harus menghadapi era digital sendirian. Pemimpin dapat belajar dari gereja lain yang telah berhasil dalam pelayanan digital, berkolaborasi dalam proyek-proyek, dan berbagi praktik terbaik.
- Evaluasi dan Adaptasi Berkelanjutan: Lanskap digital terus berubah. Pemimpin perlu secara teratur mengevaluasi efektivitas strategi digital gereja dan bersedia untuk beradaptasi sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan jemaat.
Beberapa Contoh Praktis Penerapan Teologi Digital:
- Ibadah dan Persekutuan Online: Menyelenggarakan siaran langsung ibadah, kelompok kecil virtual melalui platform video konferensi, atau bahkan membuat ruang persekutuan online yang interaktif.
- Pelayanan Pastoral Digital: Menyediakan layanan konseling online, forum diskusi untuk pertanyaan teologis, atau kelompok dukungan virtual untuk berbagai kebutuhan.
- Penyebaran Konten Kreatif dan Relevan: Membuat konten Alkitab yang menarik dalam format video pendek, infografis, podcast, artikel blog, atau meme rohani yang mudah dibagikan.
- Advokasi dan Keadilan Sosial: Menggunakan media sosial untuk menyuarakan isu-isu keadilan sosial berdasarkan nilai-nilai Kristiani, mengadvokasi kaum tertindas, dan menggalang dukungan untuk aksi nyata.
- Pendidikan dan Pembelajaran Iman: Menawarkan kursus Alkitab online, seminar teologi digital, atau diskusi kelompok tentang topik-topik iman melalui platform daring.
- Membangun Komunitas Online yang Sehat: Membuat grup media sosial atau forum online yang aman dan inklusif, di mana anggota jemaat dan orang lain dapat berinteraksi, berbagi pengalaman, dan saling menguatkan.
- Pelayanan Diakonia Digital: Memanfaatkan platform digital untuk mengorganisir bantuan bagi yang membutuhkan, mengumpulkan donasi secara online, atau menghubungkan orang-orang dengan sumber daya yang relevan.
Last but not least, Penulis ingin menekankan bahwa Urgensi teologi digital bagi gereja masa kini tidak dapat diabaikan. Ini bukan hanya tentang mengikuti perkembangan zaman, tetapi tentang menjadi gereja yang relevan, efektif, dan setia pada panggilan Kristus di tengah peradaban digital yang terus berkembang.
Para pemimpin gereja memiliki tanggung jawab untuk memimpin jemaat mereka memasuki era ini dengan bijak, berinvestasi dalam pemahaman teologi digital, dan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mewartakan kasih dan kebenaran Kristus kepada seluruh dunia. Inilah saatnya bagi gereja untuk merangkul era digital dengan penuh semangat dan keyakinan, demi kemuliaan Tuhan dan perluasan Kerajaan-Nya. (Mas Dharma EL.***)