
Marturia.digital – Jakarta, 8 Maret 2025 – Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan jurnalisme Kristiani dengan menggelar Pelatihan Jurnalistik pada Sabtu, 8 Maret 2025, di Jakarta. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali “Laskar Kristus” dalam mengembangkan MARTURIA DIGITAL dan membangun Kerajaan Allah di peradaban digital melalui jurnalisme. Acara ini berlangsung di Bacheno Resto & Cafe, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dan dihadiri oleh wartawan gereja dari berbagai denominasi.
Ketua Umum PWGI, Dharma Leksana, S.Th., M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa pelatihan ini selaras dengan visi dan misi PWGI. “Kami ingin mengembangkan Sumber Daya Manusia menjadi PEWARTA GEREJA yang mampu menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di era digital,” ujarnya. Lebih lanjut, Dharma Leksana menekankan pentingnya menyebarkan konten positif tentang kasih Kristus melalui berbagai platform media serta menjalin komunikasi yang erat dengan gereja untuk melaksanakan tugas MARTURIA (Pewartaan). “Mari bergabung menjadi LASKAR KRISTUS dengan menjadi pewarta yang profesional, handal, dan terpercaya,” ajaknya.
Pelatihan jurnalistik ini dibuka secara resmi oleh Ketua Panitia Penyelenggara, Carlla Paulina Waworuntu, S.Th., yang juga Bendahara Umum DPP PWGI. Dalam pembukaannya, Carlla Paulina membagikan seragam pers Warta Gereja kepada seluruh peserta, yang akan digunakan selama pelatihan dan menjadi identitas kerja wartawan gereja di lapangan. Selain seragam, peserta juga akan menerima Kartu Pers, Surat Tugas, dan Sertifikat Tanda Lulus Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja sebagai bekal dalam menjalankan tugas pewartaan.
Sesi materi diawali dengan pembekalan dari Pdt. Jahenos Saragih, S.Th., M.Th., MM., tokoh Kristen yang juga Ketua Dewan Penasihat PWGI. Pdt. Jahenos menyampaikan materi bertajuk “DENGAR, LIHAT, BACA, TULISKAN DAN LAKUKAN atau DLBTL!”. Ia menekankan pentingnya integritas dan keberanian dalam menjalankan tugas pewartaan dengan prinsip “ya katakan bila ya dan tidak bila tidak” (Matius 5:37).
Selanjutnya, Pdt. Hosea Sudarna, salah seorang pendiri PWGI, memberikan materi mengenai ETIKA JURNALISTIK PWGI. Menurutnya, etika jurnalistik mendasar yang harus dipegang teguh adalah bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Pdt. Hosea juga mengingatkan agar wartawan gereja menghindari berita bohong, fitnah, sadis, cabul, penyalahgunaan profesi, suap, prasangka, diskriminasi, serta tindakan merendahkan martabat kelompok rentan.
Prof. Dr. Ir. Hoga Saragih, MT., S.Th., M.Th., Ph.D., Guru Besar Universitas Bakri dan Dewan Pembina PWGI, memberikan tips menjadi wartawan profesional dan aman. Prof. Hoga memaparkan konsep “6 layer” dalam penulisan berita yang aman, terutama dalam konteks isu-isu sensitif yang berkaitan dengan hukum dan kehidupan manusia.

Sesi terakhir diisi oleh Ketua Umum PWGI, Dharma Leksana, S.Th., M.Si., yang juga merupakan jurnalis senior dan pendiri Media Online Warta Gereja. Dharma Leksana membekali peserta dengan teori jurnalistik, praktik menulis berita dan wawancara, serta etika jurnalistik yang berlandaskan Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999. Ia menekankan pentingnya profesionalisme dan keberanian bagi wartawan gereja. “Jadilah SUARA bagi Mereka yang Tak BISA Bersuara,” tegasnya.
Pelatihan Jurnalistik PWGI ini ditutup dengan prosesi pelantikan wartawan gereja, pemberian Kartu Pers dan Surat Tugas, serta berkat pengutusan bagi para peserta untuk berkarya di bidang Marturia demi kemuliaan Tuhan.(Penulis: DH.L- Red.***